Sabtu, 27 November 2010

my story


       Angin sepoi- sepoi menyentuh tubuhku, diluar sana terlihat penuh dengan cahaya mentari, teriknya membuatku malas keluar kamar.  Hari ini terasa begitu sepi, lain dari hari biasanya. Aku merasa sebatang kara dan terkucilkan dari kehidupan. Hidup jauh dari keluarga membuatku banyak belajar, mulai dari belajar masak, belajar nyuci, belajar mandiri lah…. Uhh… rasanya beda dari kehidupanku sebelumnya, dimana semuanya tak harus kulakukan seorang diri, selalu ada ibu yang menyiapkan makanan untukku, mencucikan pakaian kotorku dan menemaniku tidur tatkala aku merasa takut.
       Oh… beginilah hidup seorang mahasiwa sepertiku, aku yang cerewet, manja, usil dan agak tomboy. Kini aku benar-benar harus beradaptasi dengan lingkunganku, attitude ku pun sedikit demi sedikit berubah, yah tentunya berubah menjadi lebih baik dan dewasa dong, toh sekarang usiaku menginjak angka -19, yang artinya aku bukan ABG lagi, kebiasaan buruk ahrus segera disingkirkan.
       Genap sudah aku setahun berpisah jauh dari kedua orang tuaku di desa, sekarang aku tinggal di sebuah rumah pondokan putri. Disini ada Ibu kos, Bapak kos beserta anak-anaknya. Jadi, adalah teman untuk diajak bercerita di pondokan ini, sedangkan anak kos lainnya aku kurang akrab dengan mereka, soalnya mereka lebih senior dari pada aku, yah githu deh…
       Sedangkan teman- teman dikampus, hanya bias diajal berteman saat dikampus saja, ada sih yang begitu akrab, sekitar empat orang, saya anggap mereka sebagai saudara seperjuangan, saudara yang akan memberikan motivasi agar saya lebih rajin kuliahnya, jujur saja saya merasa hambar kuliah tanpa mereka, kuliah jadi asing bagi saya. Pokoknya saya butuh teman dimanapun dan kapanpun. Kira-kira mereka sadar nggak yah?, I love my Friends…. Sayang itu hanya berlaku dilingkungan kampus saja. Tapi, tak apalah, yang penting saya punya saudara disini.
       Kemarin, ada seorang nenek yang mengajakku untuk tinggal bersamanya, soalnya nenek yang tak lagi muda itu, katanya merasa kesepian tinggal sendiri dirumah tuanya, sedangkan kelima anaknya sudah pergi, alias ada yang menikah, sekolah, merantau… yang jelasnya anak-anaknya telah mendiri dan hidup terpisah jauh dengannya, sedangkan suaminya telah berpulang ke RahmatuLLah. Sepertinya ada yang lebih sedih dari pada aku nih, kasian juga mendengar kisah nenek ini. Jadi, terharu dan membuatku menangis dalam hati.
      Sebenarnya aku ingin menemaninya, tapi bagaimana dengan Ibu kos, yang sudah menganggap aku sebagai bagian dari keluarganya?, ah… aku jadi serba salah ini, dihadapkan dengan dua pilihan rasanya sulit juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar